Free CursorsMyspace LayoutsMyspace Comments
Autumn Falling Leaves -->

Total Tayangan Halaman

Minggu, 23 Desember 2012

Hi all... miss this blog. Setelah lama  vakum dari dunia pe-bloggeran (halah...) , sekarang tertarik lagi buat nulis. kemarin sih kebanyakan yang aku tulis tentang kehidupan pribadi aku (dengan pacarku) hhiii.. aku orangnya tidak pandai memendam perasaan jadi  yah harap maklumm .. xxiixiii :D .

Yah, tanpa banyak basa basi busuk, kali ini aku tertarik untuk menulis tentang histories of my little town, Pati. Yah, kota kecil dimana menjadi tempat kelahiranku. Kota  yang masih berudara sejuk dan bersih. Langsung saja yah, cekidot!!




Sejarah

SEJARAH KABUPATEN PATI

Untuk menelusuri Hari jadi Kabupaten Pati, Bupati KDH Tk. II Pati membentuk Tim Penyusun dan penelitian Hari Jadi Kabupaten Pati dengan Surat Keputusan No. 003.3/869 tanggal 19 November 1992.

Tim Penyusun dan Penelitian bersepakat bahwa untuk penelitian Hari Jadi Kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No.1 Th. 1971. Gambar yang dimaksud yang berupa:
“ KERIS RAMBUT PINUTUNG DAN KULUK KANIGARA”

Menurut cerita rakyat dari mulut ke mulut yang terdapat juga pada kitab babad Pati dan kitab babad lainnya dua pusaka itu merupakan lambang kekuasaan dan kekuatan yang juga merupakan simbol kesatuan dan persatuan.

Barang siapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di pulau jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoko.
Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1290 Masehi di pulau jawa fakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerjaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singosari surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri.

Di pantai utara Jawa Tengah sekitar Gunung Muria bagian timur muncul Penguasa lokal yang memangkat dirinya sebagai Adipati, wilayah kekuasaannya disebut Kadipaten.
Ada dua pusaka lokal di wilayah itu, yaitu:
1. Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Adipatinya bernama “Yudhapati”. Wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai Pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai seorang putra bernama Raden Jasari.

2. Penguasa Kadipaten Carangsoko, Adipatinya bernama “Puspa Andungjaya”, wilayah kekuasaannya meliputi semua sungai Juwana sampai Pantai Utara Jawa Tengah bagian Timur. Adipati Carangsoko mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan.
Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestariakan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan itu kedua Adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra putrinya itu. Utusan adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama “Sapanyana”.

Untuk memenuhi beban itu, Adipati Paranggaruda menugaskan panggede kemaguhan yang bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda sebelum melaksanakan tugasnya lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoko dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan “Sondong Majeruk” kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan pada Yuyurumpung, dapat kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.

Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugas untuk mencari dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mengalami kegagalan.
Pada malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan pekawinan antara “Raden Jasari” dan “Rara Rayungwulan” gagal total. Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, Emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka memimpin prajurit Carangsoka, mengalami kekalahan dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik ipar Raden Sukmayana) menerusakan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Peranggaruda. Adipati Paranggaruda, Yudhapati gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.

Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama “Singasari”.

Untuk mengatur pemerintahan yang semakin wilayahnya kebagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama “Kadipaten Pesantenan”. Dengan gelar “Adipati Jayakusuma” di pesantenan. Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu “Raden Tambra”. Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan dengan gelar “Adipati Tambranegara”.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana menjadi Songsong Agung yang sangat memperhatikan nasib Rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan, dan kesejahteraannya semakin meningkat. Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri munuju kearah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.

Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang berada di Musium Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang ke empat antara lain berbunyi bahwa: ………………………………….Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan ABHISEKA WIRALANDA GOPALA pada 13 Desember 1323. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama DYAH MALAYUDA dengan gelar RAKAYI. Pada saat pengumuman itu bersamaan juga dengan pisuwanan agung dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya. Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu, dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.

Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam Pisuanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K. M. Sosrosumarto dan S. Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada: 12 yang lengkapnya berbunyi: ……………………………… Tambranegara Pati “Sumewo” maring Majalengka Brawijaya kedua, Majalengka adalah Majapahit…………………………..
“……… Kratonnya ing satanah jawi angalih Majapahit, ingkang jumeneng Ratu Brawijaya ingkang kaping kalih, Ya Jaka pekik nama, Raden Tambranegara Sumewa maring, Kraton Majalengka ……….”
Bardasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut serta hadir dalam Pisowanan agung di Majapahit.

Menurut tradisi budaya pertanian (Kultur Agraris) kelompok masyarakat atau perorangan jika mengadakan kerja besar misalnya, melaksanakan pernikahan putranya, khitanan, mendirikan rumah, merehab rumah, atau pindahan ke lain tempat, selau mengusahakan tanggal yang baik. Dengan tujuan agar sesuatunya dapat berjalan dengan lancar, baik, selamat serta mendatangkan rejeki.

Hari dan tanggal yang baik itu jika sesuai musim panen padi yang jatuh pada bulan Juli atau Agustus pada tiap tahunnya. Kalau pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu diperkirakan pada bulan Juli dan Agustus 1323.

Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 itu yaitu: 3 Juli, 7 Agustus, dan 14 Agustus 1323.
Seminar Hari Jadi Kabupaten Pati yang diselenggarakan oleh Bapak Bupati KDH Tk. II Pati pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SLTA se Kabupaten Pati, Konsultan Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah Undip Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati, menjadi momentum HARI JADI KABUPATEN PATI. Dengan surya sengkala “KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI”, yang bermakna “Dengan bekerja keras dan penuh do’a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah”.

Tanggal 7 Agustus 1323 sebagai HARI JADI KABUPATEN PATI telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pati Nomor: 2/1994 tanggal 31 Mei 1994
NAMA-NAMA ADIPATI/BUPATI DAERAH 
KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PATI
Dari Pemerintahan

NONAMAJABATAN KETERANGAN
1Raden TambranegaraAdipati di Kabupaten Pesantenan dan Pati Sekitar tahun 1300 
2Raden Tandanegara Adipati di Kabupaten Pati Tahun 1330 
3Kayu BralitAdipati di Kabupaten PatiTahun 1511-1518 (de Grafi)
4Ki Agen PenjawiAdipati di Kabupaten Pati setelah gugurnya Arya PenangsangTahun 1568-15...
5Raden Sidik Bergelar Djajakoesoema IAdipati di Kabupaten PatiTahun 1577-1601
6Djajakoesoema IIAdipati di Kabupaten Pati (Adipati Pragola)Tahun 1601-1628
7Ki Arja Pagedongan/Penjaringan (Djajakoesoema II)Adipati di Kabupaten Pati (Adipati Pragola II)Tahun 1628-1640
8Adipati Pragola II, pemerintahan kosong/tidak didirikan Adipati tetapi akan tetapi pemerintahan pecah menjadi 2 (dua)
Katemenggungan dan 7 (tujuh)
Kademengan, Yaitu :
Katemenggunan :
* Toemenggung Wetanan
* Toemenggung Koelonan
Kademangan :
* Demang Tenggeles
* Demang Selowesi
* Demang Tjengkalsewu
* Demang Glongsong
* Demang Paselehan
* Demang Margotoehoe
* Demang Juwono
  
9Mangoen Oneng I (Lepek)Adipati di Kabupaten Patis/d tahun 1670 (pakem)
10Mangoen Oneng II (Widjo)Adipati di Kabupaten PatiTahun 1678-1682
11Toemenggung Tirtonoto
Adik Mangoen Oneng
Adipati di Kabupaten PatiTahun 1682-1690
12Mengoen Oneng III (Abroenoto)Adipati di Kabupaten Pati (Putra Mangoen Oneng II)Tahun 1690-1701
13Soemodipoera (Putra Pangeran Koedoes)
Adipati di Kabupaten PatiTahun 1701-1718
14Pangeran Koming (Pamegat Koming I) Adipati di Kabupaten Pati (Putra Soemodipoero)Tahun 1718-1720
15Pangeran Kuning (Pamegat Sari II)Adipati di Kabupaten Pati (Wafat dan makamnya di Kudus) Tahun 1720
16Pamegat Sari III (Raden Wiratmodjo II)Adipati di Kabupaten Pati
(PAKEM, Hal 131, No. 16 zie sejarah 7/407)
Dukuh Muktisari Desa Muktisari Desa
17Pangeran Aryo (Megat Sari III)Adipati di Kabupaten Pati (Zaman Deandels zie sejarah 9/407)Diasingklan ke Belanda dan Makamya di Surabaya 
18* Sosrodiningrat
* Mangunkusumo
Bupati Pati Wetan
Bupati Pati Kulon
Tahun 1807-1808
19Kiai Adipati TjondroagoroBupati Pati Pindahan dari Bupati LamonganTahun 1808-1812
20Adipati Raden TjondronagoroBupati Pati dimakamkan di Desa Puri PatiTahun 1812-1829
21Raden Bagoes Mita
bergelar Kandjeng Pangeran Ario Tjondro Adinegeoro
Bupati PatiTahun 1812-1829
Dapat dibaca pada prasasti berdirinya masjid Gambiran Pati
22Raden Bagoes Kasan
Bergelar Raden Adipati
Ario Tjondro Adinegoro
Bupati PatiTahun 1896-1904
23Raden Toemenggong
Prawiro Werdojo
Bupati PatiTahun 1904-1907
24Raden Adipati Ario SoewondoBupati PatiTahun 1907-1934
Wafat 4 Juni 1934
25K.G.P. DipokoesoemoBupati Pati (Enam bulan)Tahun 1934-1935
26R.T.A MilonoBupati Pati kemudian menjadi Residen PatiTahun 135-1945
Tahun 1945-1948
27M. Moerjono DjojodigdoBupati PatiTahun 1945-1948
Tahun 1948 terjadi perebutan oleh PKI/Muso, mulai Desember 1948 ClashII Pd. Bupati Pati ditunjuk Sukemi Wedono Tayu
28Raden SoebijantoBupati PatiTahun 1950-1952
29Raden Soekardji
Mangoen Koesoemo
Bupati PatiTahun 1952-1954
30Palal al Pranoto
Palal al Pranoto
Bupati Pati
Kepala Daerah Swatantra
Tahun 1954-1957
Tahun 1957-1959
31M. Soermardi Soero Prawiro Pegawai Tinggi diperbantukan Pemda tingkat IITahun 1957-1959
32M. SoetjiptoBupati kdh. PatiTahun 1959-1967
33A.K.B.P Raden SoehargoBupati Kdh. PatiTahun 1959-1967
34Kol. Pol.Drs. Edy Rustam SantikoBupati Kdh.PatiTahun 1973-1979
35Kol. Inf. Panoedjoe Hidayatbupati Kdh. PatiTahun 1971981
menjabat 18 bulan/meninggal dunia
36Drs. Soeparto Soewondo Residen Pati merangkap Pj. Bupati Kdh. tingkat II Patis/d agustus 1981
37Kol. Art. SaoedjiBupati Kdh. Tingkat II Pati6 Agustus 1981 sd September 1991
38Kol. Kav. SunardjiBupati Kdh. Tingkat II patiSeptember 1991 s/d September 1996
39Kol. Art. H. Yusuf MuhammadBupati Kdh. Tingkat II PatiSeptember 1996 s/d September 2001
40H. Tasiman, SH
Drs. Kotot Kusmanto 
Bupati Pati
Wakil Bupati
September 2001 s/d
September 2006
41H. Tasiman, SH
Kartika Sukawati, SE. MM
Bupati Pati
Wakil Bupati
September 2006
September 2006 s/d Sekarang


(sumber : Disbudparpora Kab. Pati)

Senin, 13 Februari 2012

Gambar Lucccunnnaaaa

Wew...cuma mau share gambar- gambar lucu ajah...aku sukaaaa bangetttttt....cekidotttt...



Rabu, 09 November 2011

My Journey

10 Oktober 2011

Aku hanya bisa menghela nafas. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Kalau dipikir- pikir untuk kedepannya prosentasi penolakan yang aku peroleh lebih besar daripada penerimaan. Sepertinya aku semakin jauh dari dia.

Oke, aku tahu kalau dia sibuk banyak tugas. Oke aku mengerti dia sekarang semester 5. Oke aku sangat tahu kalau dia ingin cepat lulus, begitu juga harapanku kepadanya. Tapi apakah di sela- sela kegiatannya yang padat, yang butuh konsentrasi dan fokus itu gak ada waktu untukkku? Untukku sebagai pacarnya kalau dia masih menganggapku pacar. Aku gak minta banyak, aku cuma ingin dia sms aku di waktu luangnya. Sedikit saja buatku gak banyak. Cuma untuk menyempatkan diri mengetik sms untukku dan bertanya kabar atau aku sedang apa. Cuma itu. Aku gak menuntut dia untuk menemaniku sepanjang waktu. Aku tahu kami long distanse. Komunikasi itu penting. Meskipun cuma sekali dalam sehari.

Waktu aku ke semarang ketemu sama dia kemarin, dia sih baik- baik saja. Seperti yang dulu, Yudhaku yang dulu. Tapi setelah aku balik lagi ke Jakarta kok dia gak mau sms aku dulu. Kalau aku sms jarang di bales. Kalau bales sms cuma sekali dua kali. Seperlunya saja. Berbeda sekali waktu sebelum berantem kemarin. Aku merasa sekarang dia semakin jauh dari aku. Bukan dalam makna yang sebenarnya. Hati kami sepertinya semakin jauh dan jauh. Aku berusaha selalu mendekat, tetapi dia tidak mengacuhkanku. Aku hanya ingin hubungan kami kembali seperti dulu lagi. Kami tetap sms seperti biasa, dia tetap sms aku dan menjawab sms ku meskipun gak intens seperti sebelum- sebelumnya.

Aku gak tahu, apa dia menjauhiku atau bagaimana. Dia tidak mau jujur kepadaku. Sedangkan teman- temanku bilang kalau sikap seseorang sudah berubah menjadi cuek kemungkinan ada orang ketiga. Sedangkan dulu aku pernah bertanya kepadanya, orang ketiga itu gak ada. Begitulah dia menjawab. Aku gak tahu dia berbicara jujur atau gak. Aku ingin sekali mempercayainya. Tapi, perubahan yang terjadi ini sangat mengganggu pikiranku. Aku jadi berfikir yang tidak- tidak. Atau apakah dia sedang merasa jenuh denganku? Oh Tuhan jangan sampai itu terjadi.

Aku ingin memperjuangkannya, memperjuangkan hubungan ini sampai aku benar- benar sudah tidak sanggup lagi. Aku gak tahu itu sampai kapan. Rasanya aku ingin menyerah. Melepaskan dia. Biar dia tidak merasa terusik lagi dengan keberadaanku. Biarkan dia melanjutkan hidupnya. Tapi aku gak bisa, gak bisa kalau aku tanpa dia. Aku masih saja terlalu sayang kepadanya. Walau rasanya hati ini sudah gak kuat lagi. Tapi aku selalu berusaha untuk berdiri dan selalu akan berusaha untuk berdiri. Aku gak mau menyerah. Karena aku yakin cintaku kepadanya gak akan mudah menyerah. Karena aku yakin aku bisa memperbaiki semuanya.

Tapi jika mengingat penolakan yang akan aku terima prosentasinya lebih besar daripada penerimaan yang akan aku dapat, sepertinya aku ingin menyerah saja. Aku tidak bisa membayangkan suatu saat nanti kalau aku memang benar- benar ditolak olehnya dan keluarganya, apa yang akan aku lakukan. Sungguh aku gak bisa membayangkan pahitnya penolakan itu. Mungkin aku akan lebih memilih untuk berada di sisi Tuhan.

Ya Tuhan, kenapa Kau ciptakan aku dengan perasaan yang begitu dalam kepada seseorang. Alangkah baiknya kalau Kau ciptakan aku tanpa rasa cinta kasih sayang sedemikian besar Tuhan. Mungkin aku akan tetap bertahan hidup di dunia ini. Mungkin aku akan lebih tegar. Ya Tuhan aku dibutakan oleh cinta, aku dilemahkan oleh cinta, dan aku tersiksa oleh cinta.

Tuhan, kalau Yudha memang untukku memang jodohku aku mohon Tuhan, tolong selamatkanlah hubungan kami. Aku mempunyai niat baik Tuhan untuk serius dengannya. Aku ingin dia menjadi ayah dari anak- anakku kelak, menjadi imam dalam keluargaku dan hatiku. Itu harapanku Tuhan. Aku sudah tidak mau berganti dengan yang lain lagi. Aku jatuhkan pilihanku kepadanya. Akan aku lakukan segalanya Tuhan untuk dia.

Dan kalau dia bukan jodohku Tuhan, hanya satu yang aku minta izinkanlah aku berada di sisiMu. Aku sunggug tidak sanggup Tuhan.

Aku tidak tahu aku berlebihan atau tidak. Hanya itu yang aku rasakan. Aku sudah tidak bisa menjaga mahkotaku yang Engkau percayakan kepadaku untuk kujaga. Aku mengingkari janjiku kepada ibuku tersayang Tuhan untuk menjaga mahkotaku. Hanya Yudha yang kuharapkan satu- satunya Tuhan untuk menebus rasa bersalahku itu kepadaMu ataupun kepada Ibuku. Karena itulah aku sudah tidak ingin menggantikan Yudha dengan yang lain. Karena Yudha yang sudah mendapatkan mahkotaku dan apabila dia nanti tidak bersamaku Tuhan, untuk penebusan atas segala dosa - dosaku kepadaMu atau kepada Ibu ku ijinkanlah aku untuk berada di sisi-Mu. Untuk menebus segala dosa- dosaku.

Aku gak bisa cerita hal ini ke orang lain dan aku juga tidak bisa memendam semua di hatiku. Disinilah aku bisa mencurahkan segala isi di hatiku dengan sejujur-jujurnya dan segamblang-gamblangnya. Share tanpa batasan. Aku sedang bersusah hati, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Beberapa teman bilang, ambil positifnya dan langkahkan kakimu lagi kedepan. Tetapi hatiku bilang, segeralah berada di sisi Tuhanmu. Hanya ada dua pilihan. Only 2 choice, nothing else. Dan dalam kenyataannya aku gak bisa melangkahkan kakiku kedepan tanpa Yudha, mungkin jika aku tanpa dia, aku akan memilih opsi yang kedua 'berada di sisi Tuhanku'.

Tuhan, cintaku cinta sejati. Kau ciptakan aku dengan kelebihan mencintai orang dengan tulus dan apa adanya. Aku tidak akan menyalahkan anugerah yang Kau berikan kepadaku meskipun itu menyakitkanku. Aku hanya tidak sanggup melihat dia tidak mencintaiku lagi.

Pelan - pelan aku akan melepaskan cintanya dan menuju ke sisi Mu Tuhan. :")



Minggu, 23 Oktober 2011

Kumohon, Jangan tinggalkan Aku!!

Aku tiba- tiba terbangun. Seperti dibangunkan oleh sesuatu. Kira-kira pukul setengah 4 pagi.  Aku bukan tipe orang yang terbiasa bangun sepagi buta itu. Tetapi aku bangun pada jam itu dan langsung teringat dengan telepon genggamku yang ada entah dimana. Seingatku sebelum aku tidur ada di sisi kepalaku dan waktu aku bangun sudah ada di kakiku.
Aku berharap mendapatkan sms dari pacarku “Yudha”. Kemarin malam kami bertengkar hebat. Itu sudah biasa. Aku yang berteriak-teriak saat marah itu juga biasa. Tapi saat dia berkata kasar dan menggebrak meja atau apalah itu yang tidak biasa. Aku tahu itu tidak biasa karena dia bukan tipe laki- laki yang suka marah besar. Mungkin dia sudah kehabisan kesabarannya denganku.
Seperti pertengkaran sebelum-sebelumnya, aku selalu mengucapkan kata “pisah”. Meskipun aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya aku mengerti dan aku harapkan dibalik kata “pisah”. Aku juga belum tentu dapat menerimanya seandainya Yudha juga mengucapkan kata “pisah” juga alias menyetujui permintaanku itu.
Seperti yang sudah aku katakana, aku sudah terbiasa mengucapkan kata “pisah”. Bukan benar-benar pisah, tetapi hanya untuk menggertak dia saja. Dibalik kata “pisah” itu aku sangat mencintainya melebihi yang orang tahu ataupun dirinya tahu. Tetapi selalu saja yang dia katakana dia tidak ingin berpisah denganku. Tidak akan pernah melepaskanku. Kata- kata dia itulah yang selalu membuatku senang dan luluh akan segala emosi-emosiku. Aku tahu dia mencintaiku sama seperti aku mencintainya. Mencintai apa adanya dirinya. Aku sangat menyukai semua yang ada padanya. Tetapi kadang kala emosi-emosi yang meluap-luap tidak bisa teredamkan dengan kata-kata manis seperti itu. Mungkin aku sedang kalap seperti pada sabtu malam itu.
Kami bertengkar. Sampai akhirnya aku mengucapkan kata pisah kepadanya. Dan besoknya aku memang tidak meneleponnya. Karena aku membutuhkan sesuatu yang dingin di kepalaku untuk berfikir sejernih mungkin yang bisa aku lakukan. Dan hari itu juga aku berusaha tidur lebih awal. Untuk mengistirahatkan otakku dan mere-fresh segala system yang ada di dalamnya. Dengan harapan aku mendapatkan pemikiran- pemikiran yang bijak. Tetapi saat aku terjaga pada pagi harinya pukul setengah 4 pagi buta, aku mendapatkan sms di HP ku. Dari dia Yudha. Sms yang aku kira aku tidak akan pernah mendapatkan kata-kata itu dari dia. Yang aku kira dia tidak akan pernah mengucapkan kata “mengerikan” itu kepadaku. Aku tahu cepat atau lambat ini semua akan terjadi. Tetapi sungguh, aku tidak menginginkannya.
Aku membuka sms dia. Dan aku baca sms itu dengan tangan bergetar hati yang hancur.
“Cwry yen wingi bengi q kyk ngunu..Bkn ne q gk peduli atw sayang. .sbnr e q gk pgn dirimu trz2 jd trkorban akan smw ni..Q reti q salah. .Q reti q kelewatan..Q minta maaf. .Jujur ae q sbnr e ya beban yen kyk ngunu trz. .Tp kudu piye meneh emang hrz trjdi kita pisah. .Sbnr e dek mlm tlpn mu d’dgrke bpk+ibu. .Maaf ya. .Ugk ksengajaan. .Q Cuma minta maaf. .Q harap awal kita kenal baek trz slnjt e ya baek. .”
Aku shock banget. Aku hanya bisa nangis. Selama hampir dua tahun kami berhubungan dia tidak pernah mengucapkan kata “pisah” kepadaku. Dan sekali dia mengucapkan kata itu sungguh membuatku seperti tersayat-sayat. Aku hanya bisa menangis dan bilang “aku gak mau kehilangan kamu pah, aku sayang sama kamu pah. Kita bisa membicarakannya lagi. Mengulangi semuanya dari awal. Aku gak mau kamu ninggalin aku. Tuhan, jangan pisahkan kami” Hanya kata- kata itu yang selalu aku ulangi. Kembali dan kembali. Kumohon jangan tinggalkan aku. Jangan pergi dari hidupku. Mungkin aku terlalu kasar kepadamu tetapi semua masih bisa diperbaiki.
Setengah jam kemudian aku membalas sms. Aku tidak mampu berkata-kata banyak hanya dalam sms.
“Q gk ngrti hrs umg upu? Mengko nug ue tangi,tlung blz cmz q. Q pgen tilpun.”
Hanya kata-kata itu yang sanggup aku tulis. Detik selanjutnya aku selalu menangis dan menangis. Menyadari kalau sekarang dia bukan kekasihku lagi. Itu kenyataam yang sangat pahit. Aku tidak bisa menerimanya. Adzan subuh berkumandang dan aku ingin mengadu kepada Tuhanku.
Aku ambil air wudhu. Aku sholat subuh, bersimpuh dihadapannya. Mengumandangkan ayat – ayat suci Allah. Mengharapkan aku mendapatkan kedamaian  dengan itu. Dan aku memang melakukan yang benar. Aku mendapatkan kedamaian dengan itu. Dan aku mulai timbul sedikit harapan bahwa aku akan memperbaiki ini semua. Mmebicarakan dengannya dan mulai melakukan tawar-menawar. Aku janji aku akan mengubah sifatku, seberapa sulit itu. Aku akan berusaha. Dan aku tidak akan terlalu banyak menuntutnya yang macam- macam.
Aku masih menunggu sms dari dia. Berharap aku akan berbicara dengan dia tentang kami berdua, tentang hubungan kami, tentang cinta kami, dan tentang bagaimana mempertahankan semua ini. Aku berharap dia akan menerimaku kembali. Tetapi apabila dia tidak mau menerimaku kembali, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku tidak tahu apa aku sudah siap dengan ini semua. Aku tidak tahu. Sungguh aku tidak tahu.
Hanya satu yang aku harapkan, “dia kembali padaku” dan aku akan melakukan apapun yang menjadi keinginannya.  Karena aku mencintainya lebih dari orang lain tahu.
(Aku akan melanjutkannya setelah ia membalas smsku dan aku meneleponnya. Kuharap akhirnya indah…dan sesuai harapanku. Aminnn!!!)

Maaf, telat yah. :) Setelah aku menulis di blog ini, malam harinya aku menelepon Yudha. Aku sudah cerita kepada orang- orang yang menurutku tepat untuk aku ceritai dan aku mintai solusi. Tetapi semuanya tidak memberikan solusi kepada ku hanya sebatas spekulasi- spekulasi dan pendapat- pendapat. Jujur, bukan itu yang aku cari. Yang aku cari adalah solusi. Malam itu, aku sudah hampir menyerah dengan segala usaha- usahaku kepadanya. Didalam otakku 'ini adalah kali terakhirku membujuknya untuk kembali kepadaku. Tetapi kalau dia tetap bersikukuh dengan pendiriannya, mau apalagi aku sudah menyerah'. Ok, itu pikiranku. Aku ingin sekali terus bertahan, tapi sepertinya keadaan bertahanku ini akan semakin menyakiti dan membuatku lemah. 
Dan malam itu saat aku menelepon dia, aku berbicara apa adanya. Sangat apa adanya apa yang aku rasakan. Dan tidak ada unsur pembujukan yang berlebihan seperti hari- hari sebelumnya. Tetapi ternyata, dia malah menerimaku lagi. Oke sebelum ini dia sudah menerimaku. Tetapi sikapnya masih sangat dingin kepadaku. Tetapi malam itu, dia sudah menunjukkan perhatiannya lagi kepadaku. Dia menyuruhku makan, karena sudah berhari- hari (hampir seminggu aku tidak makan apapun. Hanya air putih yang aku minum. Sebenarnya aku juga gak mau sampai aku tidak makan apapun, bagaimana dengan lambungku? Lambung yang mempunyai gerakan untuk meremas- remas makanan tetapi dikarenakan tidak ada makanan di dalam lambungku, pasti yang diremas lambungku adalah dinding lambung. Dan apabila terjadi seperti itu bisa xan bayangkan lambungku bocor dan Allahua'lam. Hanya Allah yang tahu. Aku juga sudah menyerahkan hidupku sepenuhnya seandainya terjadi kebocoran dalam lambungku. Paling tidak orang tidak mengecap aku mati konyol karena putus cinta seperti gantung diri ataupun nenggak racun. Tapi aku mati karena terjadi masalah pada lambungku yang notabene nya aku memang sudah punya sakit maag. Orang tidak akan berfikir karena aku putus cinta, walaupun sebenarnya motifnya sama seperti yang gantung diri atau minum racun.
Gila, pikiranku sudah sejauh itu. Aku memang terlalu mencintainya. Dia hampir setara dengan kedua orangtuaku posisinya. Amazing kan? Dia pernah bertanya kepadaku, "apa sih yang buat kamu mencintaiku seperti itu dan tidak mau melepaskanku padahal aku gak ada apa- apanya?". Aku gak tahu, dia bertanya seperti itu sadar atau gak. Seharusnya kalau dia bisa ngomong dia "tidak apa-apanya" seharusnya dia bisa berfikir. 'Ada seorang cewek yang mencintaiku dalam kondisi yang seperti ini, disaat aku belum memiliki apapun yang bisa aku banggakan. Berarti dia mencintaiku apa adanya diriku, bukan karena ada sesuatu dalam diriku'. Seharusnya dia bisa berfikir seperti itu. 
Oke, untuk sikapku yang egois, gampang meledak, selalu menyalahkan dia. Oke, untuk yang itu aku sadar aku salah, aku minta maaf. Aku bisa memperbaiki itu semua. Aku akan semaksimal mungkin memperbaiki sikapkku itu agar dia nyaman saat bersamaku.
Saat aku bilang kalau aku mau pulang ke pati (awalnya sebelum bertengkar aku memang sudah ada rencana mau ke semarang tetapi saat kami bertengkar dia tidak mau menerimaku di semarang, jadi aku putuskan untuk pulang ke pati saja.itung- itung me-refresh pikiran dengan bertemu keluarga dan teman- teman), dia tiba- tiba bilang gak usah pulang ke pati, di semarang saja. Nanti dia jemput di stasiun Tawang. Sumpah, aku seneng banget dia bilang seperti itu. Aku merasa aku telah mendapatkan kembali 'Yudhaku' yang dulu. Walau tidak seutuhnya. Aku benar- benar gak bisa sembunyikan perasaan bahagia ku itu.
Dan seminggu kemudian, tepat di hari kamis tanggal 03 November 2011, pukul 19.20 aku menuju Semarang dengan menggunakan kereta Senja Utama Semarang. Dan pukul 03.23 aku sampai di stasiun Tawang Semarang. Dia menjemputku. Awalnya kami canggung, gak tahu aku atau dia yang sebenarnya canggung. Selama perjalanan dari stasiun Tawang ke Tembalang kami hanya bisa diam saja. Aku mencoba untuk bersikap seperti biasa sebelum kami bertengkar. Saat dia memboncengku, aku berpegangan pada perutnya. Aku coba untuk bersikap biasa- biasa saja seperti dulu.
Hampir pukul 04.00 pagi kami sampai di kontrakan dia di daerah Tembalang Semarang. Setelah kami ganti baju dan bersiap- siap untuk tidur, disitulah dia mulai mau menyentuhku lagi. Sebenarnya aku gak berharap banyak kalau dia mau menyentuhku, memelukku, menciumku seperti dulu sebelum kami bertengkar. Tetapi ternyata, pelan- pelan dia meraih tanganku, menyeretku ke dalam pelukannya dan dia mengecup bibirku. Terima kasih Tuhan, Kau telah benar- benar mengembalikan 'Yudhaku' seperti dulu. Dari situ kami mulai bersikap dan mengobrol biasa. Dan waktu 3 hari pun berlalu dengan cepat.
Sangat menyenangkan bersama dengan Yudha, pacarku,kekasihku,orang yang aku harapkan akan menjadi suamiku kelak. ^_^ amiiiinnnn!!! Sampai rasanya aku tidak ingin berpisah dengannya. Tidak untuk waktu yang lama. Tapi yah, itu harus terjadi. Aku harus kembali ke Jakarta. Melakukan segala rutinitasku dan dia juga melakukan segala rutinitasnya,  Kami kembali ke rule kami masing- masing. Tetapi yang paling terpenting hati kami sudah berjalan bersama lagi, satu irama, sejalan dengan nafas kami. 
Aku akan selalu sabar menunggu sampai kami nanti bisa bersama- sama. Satu atap, satu ranjang dan satu kebahagiaan. Aku benar- benar merasa yakin akan perasaanku kepadanya. Tuhan, aku mohon kelak satukan kami dalam satu ikatan yang tidak terpisahkan sampai hayat dikandung badan.
Aku sangat sangat mencintainya Tuhan. Berjuta- juta harapanku aku sandarkan dibahunya. Aku akan bertahan Tuhan, bertahan untuknya. Aku akan menjadi separuh dari hatinya. Tidak akan aku biarkan hatinya berlubang dan memberi kesempatan orang lain untuk mengisinya. Yudha untukku, milikku, hanya milikku selamanya. 
Aku mohon Tuhan, restui dan ridhoi hubungan kami. Niat baik kami Tuhan.Semoga kami bisa melewati segala macam halangan dan rintangan di setiap jalan kami. Tuhan, satukanlah cinta kami. Amiiiinnnn!!! (^_^)

Love You Papah .... :-* mmmuaachhhh

Kamis, 20 Oktober 2011

FRIEND or ENEMY ??

Mungkin Tuhan ingin menguji kesabaranku. Lagi dan lagi. Selalu saja aku merasa dihianati orang yang aku anggap dan aku kasih title  "TEMAN". Apa aku haarus gak percaya dengan keberadaan "TEMAN"? Apa aku terlalu fanatik untuk berfikir seperti itu?

Waktu pulang kemarin, aku di sms sama temen kost. Sms itu berbunyi seperti ini :
"Nik, sorry kamar copa udh aku cup dr semalem, aku udh bilang copa, tp semlm blum ngm sm mba erni, maaf yah..kamar copa buat aku;) "

Sms yang ditulis dengan seramah mungkin. Tapi emang kata- kata juga mencerminkan orangnya. Orang yang egois. Dapat dilihat dari kata dia " kamar copa buat aku " . Bisa ditebak kan??

Oke, masalah cup menge -cup kamar ini karena ada temenku yang akan pindah kostan. Aku mau pindah ke kamar itu. Paginya aku udah bilang ke mba erni yang jaga tempatku kost. Mba erni bilang iya. Eyh ternyata sorenya aku dapat sms seperti itu dengan kata- kata yang aku percaya dia berusaha membuat kalimat yang halus tetapi tidak berhasil. Alhasil aku merasa yah kecewa, sebel, pengen marah. Aku pengen marahnya karena kenapa dia begitu egois, Seenaknya saja.

Tapi ya sudahlah gak apa- apa. Sabar ajah daripada ribut. Aku gak mau ribut-ribut lagi. Ngalah lebih baik daripa bikin ulah (ribut.red).

Beberapa bulan yang lalu juga sama. Waktu aku masih sekamar berdua dengan temen kuliah. Lemariku di kostan udah rusak. Lacinya udah gak bisa dugunain lagi. Nah, ada temen kost yang pindah dan aku bermaksud pengen tuker lemariku dengan lemari tersebut.

Sepulang kuliah, aku ngomong sama dia kalau aku mau pakai lemari itu. Temenku itu sebut saja si "Y", dia gak ngomong apa- apa cuma senyum doang dikit diujung bibir. Aku kira ya dia oke- oke aja lah. Gak minat sama tu lemari.

Besoknya dia sms aku, dia bilang :
" dhanik, lemarinta mba ning aku pakek "
Kontan aku langsung naik darah dong. Sebel banget sama nih anak. Semalem waktu ngomong sama dia mau ambil lemari dia diem ajah gak ngomong apa- apa. Giliran besoknya gue gak ada di kostan dia main ambil ajah tuh lemari. Padahal gue udah ngomong. Kalau gue belum ngomong yah sah-sah aje. Pan dia belum tahu. Tapi masalahnya "gue udah ngomong, dia udah tahu, lha kenapa tega sama temen satu kamar?"

Ngerasa terhianati gak sih sama temen sendiri, malahan gue udah nganggep dia "SAHABAT/SAUDARA" gue. Dari situ gue ilfeel sama dia. Tapi gue gak mau ribut, secara dia temen sekamar gue. Lama- lama gue gak betah juga kalau kayak gini. Gue mau pindah kamar lain. Tapi gue pikir-pikir, yang ngajak dia kost di situ gue. Kalau gue pindah ntar disangka gue yang jahat. Nah sekarang dia pindah kamar. Setelah dia pindah kamar dia gak pernah ngomongin gue lagi. Hah, bener- bener gak tahu diuntung gak sih? Emang siapa yang nampung dia? ngasih tempat dan yah sedikit rangsum makan buat dia waktu dia baru pertama kali pindah? GUE, helllooo GUE. GUE orang yang sekarang lu anggep udah gak berguna buat lu.

Sumpah, gue nyesel punya temen kayak gitu. Saat susah gue mau berbagi sama lu. Tapi saat lu udah bisa berdiri di atas kaki lu sendiri, lu lupain gue. Padahal kita masih dalam satu kost, satu atap cuyyy.

Amit- amit dah. Gue udah pernah disakiti temen 2kali. Gue gak mau ngerasain itu lagi untuk yang ketiga kalinya. Gue emang harus antipati dengan yang namanya "TEMEN". Gue udah gak mau jadi korban "TEMEN" lagi. Sosialisasi cuma sekedar sosialisasi dengan orang. Tapi gak lebih. Gak ada yang sampai ke level "TEMEN" ataupun " SAHABAT " . Gue udah gak percaya lagi. Terserah lu semua mau anggep gue fanatik, gak apa-apa. It's Me. Yang mau bergaul sama gue silakan, tapi gak lebih dari itu. untuk jadi temen "NO", sahabat apalagi.

"DEKAT TAK BERTAUT JAUH TAK BERPISAH" kata- kata itu yang akan selalu gue pegang. Dengan orang kalau lagi dekat gak sampai yang deket banget, kalau jauh sama orang masih tetap komunikasi. Intinya dari kata-kata itu "NO ENEMY"

Oleh :


Rabu, 12 Oktober 2011

Fairies - Peri

Omong- omong soal peri aku sangat suka. Imut dan indah. Peri itu antara ada dan tidak ada. Penuh dengan misteri. Menurutku peri itu mungkin ada di suatu tempat di dunia ini tetapi karena segala peraturan dan sihir yang dimiliki di dunia peri menyebabkan keberadaannya tetap menjadi rahasia. Tetapi mungkin juga bahwa peri itu sebenarnya tidak ada, seperti yang kita tahu hanya cerita fiksi, dongeng atau legenda. Tapi aku tahu, hatiku tidak mau menyangkal bahwa aku percaya dengan peri. Ingin aku percaya.

Di dunia ini penuh dengan berbagai keberagaman makhluk hidup yang diciptakan Tuhan. Aku percaya hal yang gaib, magic dan ajaib. Itu semua pasti ada. Hanya saja aku tidak ingin sekalipun mengusik itu semua. Biarlah hanya menjadi kepercayaanku saja. Aku sudah cukup puas dengan percaya bahwa hal- hal yang magic itu ada. Hal- hal yang tidak kasat mata. Hal- hal yang tidak dapat diterima oleh pancaindera kita manusia.

Nah, aku cuma pengen share ajah dengan gambar- gambar peri. Peri yang imut, lucu dan cantik. hhhmmm... :)

Kalau gambar seperti di samping, aku percaya gak ada peri yang seperti itu. Terlalu glamour tidak seperti dalam otakku. Tapi bagus, kreativitas dan imajinasi manusia.









Tapi aku percaya bahwasanya peri itu indah dan cantik. Bahwa mereka senantiasa menyukai dan mengagungkan keindahan.









Selasa, 11 Oktober 2011

Pagi ini, 12 Oktober 2011

Seperti biasa, kalau mau ke kantor naek mikrolet 01 arah Kampung Melayu. Seperti biasa, aku suka duduk di depan dengan sopir. Dan yang tidak biasa pagi ini, saat jidatku terbentur kaca depan mobil. Itu terjadi karena saat di traffic light ada pengendara motor yang nekat menerobos lampu merah. Sangat tidak taat peraturan. Dan mikrolet yang saya naiki hampir menabraknya kalau sopir mikroletnya tidak segera menginjak rem mobil dengan sangat tajam dan panik yang mengakibatkan jidatkuk terbentur kaca mobil.

Oke, spontanitas aku meraba jidatku yang sedikit nyeri. Takut berdarah, benjol ataupun gegar otak (arrggghhh lebayyyy). Yah aku tidak apa- apa. Dan pengendara sepeda motor itupun bablas seketika. Penumpang mikrolet yang lain ada yang terpelanting keluar ke jalanan. Yah, kasihan tapi juga geli. Bagaimana bisa dia sampai terpelanting seperti itu, secara dia di dalam mikrolet. Atau dia duduk di pinggir pintu? I don't know. Saat dia turun, dia bilang ke sopir mikrolet kalau kepalanya cukup pusing. Aku tidak tahan untuk tidak tertawa. Hhhhaa.. Serem tapi geli.


Me